Showing posts with label artikelSNMPTN. Show all posts
Showing posts with label artikelSNMPTN. Show all posts

Thursday, 27 November 2014

Jenis Perguruan Tinggi di Indonesia

BENTUK PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA





Sumber : mastccs.org


Perguruan Tinggi, merupakan jenjang pendidikan setelah SMA, jika selama ini kamu hanya mengenal Perguruan Tinggi hanya itu itu saja, seperti PTN UI,UGM, kalian salah, banyak loh jenis jenis Perguruan Tinggi di Indonesia, mari kita simak untuk menambah ilmu pengetahuan sehingga kalian mengerti perbedaan diantara Perguruan Tinggi di Indonesia

Akademi


Merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan kejuruan diploma atau vokasi dalam satu disiplin ilmu pengetahuan. Intinya di dalam akademi ini dibimbing untuk menjadi lulusan yang memiliki skill atau keahlian professional tertentu. Pendidikannya difokuskan pada pemberian pengalaman serta pengetahuan praktis melalui kuliah dan terjun langsung ke lapangan (praktek lapangan). Di dalam akademi diajarkan ketrampilan dan keahlian khusus yang akan dibutuhkan pada dunia kerja yang akan dimasuki oleh mahasiswa
Contoh akademi di Indonesia :
Akademi Kepolisian, Akademi Farmasi, Akademi Militer, Akademi Keperawatan dan Akademi Pariwisata,dll



Politeknik

Politeknik menyelenggarakan pendidikan terapan di bidang pengetahuan tertentu, jenjang studi yang disediakan yakni diploma. Di dalam pendidikan politeknik ini mahasiswa akan diberikan ilmu profesional khusus misalnya keuangan,elektronika, desain grafis, fotografi,telekomunikasi dan lain-lain. Lebih menekankan kepada praktek, dan ketrampilan yang dimiliki nantinya akan berpengaruh besar pada dunia kerja yang akan dimasuki mahasiswa
Contoh Politeknik:
Politeknik Negeri Semarang, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Universitas Andalas, Politeknik Manufaktur Bandung, Politeknik Universitas Andalas


Sekolah Tinggi


Sekolah tinggi merupakan perguruan tinggi yang mengajarkan khusus satu bidang pendidikan,pengajaran dan penelitian atau satu cabang ilmu pengetahun. Tetapi dalam bidang pendidikan kejuruan tersebut biasanya terdiri dari berbagai jurusan atau program pendidikan. Jenjang studinya adalah S0 (diploma) dan S1. Biasanya sekolah tinggi yang telah memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
Contoh Sekolah Tinggi :
Sekolah Tinggi Kepolisian Negaran, Sekolah Tinggi Filsafat , Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Sekolah Tinggi Ilmu Agama


Institut


Institut menyelenggarakan program pendidikan keilmuan dan kejuruan dalam satu bidang ilmu pengetahuan, seperti seni, ilmu pertanian atau teknologi. Jenjang studi yang ditawarkan mulai dari D3/S0 hingga S3. Insitut pendidikannya lebih luas bila dibandingkan dengan sekolah tinggi. Penekanan pendidikannya terletak pada penguasaan teori yang detail agar dapat menemukan dasar ilmu yang ditekuni
Contoh Institut:
Insitut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Surabaya, Institut Kesenian Jakarta, Institut Seni Indonesia, Insititut Pertanian Bogor


Universitas


Merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan keilmuan dan kejuruan dalam berbagai bidang ilmu. Universitas lebih universal dalam penyelenggarakan pendidikan. Universitas terdiri atas berbagai fakultas dengan bidang ilmu yang beraneka ragam. Fakultas terdiri dari satu atau banyak jurusan. 
Lebih universal dalam penyelenggaraan pendidikan. Jenjang studinya beragam.
Contoh Universitas:
Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Gajah Mada, Universitas Trisakti, Universitas Negeri Yogyakarta


Perguruan Tinggi Kedinasan


Merupakan perguruan tinggi yang dibawahi oleh departemen lain selain Departemen Pendidikan Nasional. Pada umumnya lulusan perguruan tinggi kedinasan terkait langsung dengan departemen bersangkutan, sehingga banyak lulusan PTK yang bisa langsung mendapatkan pekerjaan tanpa harus proses tes lagi. Yang menjadi nilai unggul  dari perguruan tinggi kedinasan adalah biaya murah bahkan ada yang gratis, mendapat uang saku, adanya kepastian kerja (prospek cerah), serta fasilitas lengkap.
Contoh Perguruan Tinggi Kedinasan :
STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) , AIM (Akademi Imigrasi), AKIP (Akademi Ilmu Pemasyarakatan),  Aksara (Akademi Sandi Negara), Politeknik Gajah Tunggal, STPI (Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia), AMG (Akademi Meteorologi dan Geofisika), STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran), STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistik),dll


Perbedaan Mendasar
1. Jenis program
Maksud jenis program di sini adalah program akademik (S1, S2, S3), vokasi (D1, D2, D3, D4), dan profesi (gelar profesi), untuk mengetahui perbedaan jenis program bisa dibaca di >> sini
Universitas, institut, dan sekolah tinggi memungkinkan untuk memiliki program akademik, vokasi, dan profesi. Sementara itu akademi dan politeknik hanya memiliki program vokasi


2. Jenis Keilmuan
Universitas  =  terdiri dari beberapa fakultas yang beragam jenis keilmuannya. Misal: Universitas A punya Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum, Fakultas Bahasa.

Institut =  terdiri dari beberapa fakultas yang berada dalam satu jenis keilmuan. Misal: Institut B punya Fakultas Teknologi Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Fakultas Teknologi Perkapalan.

Sekolah Tinggi = terdiri dari satu fakultas. Misalnya: Sekolah Tinggi C mempelajari ilmu ekonomi, jadi terdiri dari jurusan-jurusan yang berkaitan dengan ilmu ekonomi saja.

Politeknik  = sama seperti Sekolah Tinggi, yang membedakan adalah jenis programnya

Perguruan Tinggi Kedinasan = Memiliki keunggulan dalam fasilitasnya dan jembatan menuju karier

Akademi  = menjalani serangkaian pembelajaran di lapangan, pelatihan langsung



Referensi :

http://www.kampusnews.com/universitas-institut-akademi-politeknik-sekolah-tinggi-apa-bedanya/

Monday, 15 September 2014

Apa itu Passing Grade

Hmmm kenapa passing grade kedokteran selalu tinggi, tapi kenapa passing grade yang saya baca berbeda beda menurut setiap sumbernya, lalu mana yang valid ? 




Fenomena begini sudah lumrah ditemui dikalangan para siswa yang sedang mempersiapkan jenjang berikutnya ke Perguruan Tinggi. Passing Grade merupakan momok yang tak kalah diperbincangkan karena merupakan momok nenek moyang alias turun menurun. Yap, tak jarang banyak siswa yang salah mengartikan Passing Grade itu sendiri.

Umumnya, bagi para siswa yang awam, awalnya mereka mengira Passing Grade merupakan batas atau tolak ukur mencapai titik aman atau titik lolos. Passing Grade yang mereka temui sumbernya banyak dari lembaga lembaga Bimbingan Belajar, tidak heran jika ditemui ketidaksamaan jumlah prosentase Passing Grade.

Misal dari Bimbel A tertulis bahwa Passing Grade Kedokteran UI adalah 74 % sedangkan dari Bimbel B disebutkan bahwa Passing Grade Kedokteran UI hanya 59% kemudian karena gusar dua data tersebut berbeda, maka kemudian mencoba mencari informasi di Google dan ternyata Passing Grade Kedokteran UI berbeda lagi, yakni sekitar 68%. Nah, disinilah siswa mulai bertanya tanya, kenapa Passing Grade disajikan berbeda beda. Mana yang konkret ? Karena siswa takut salah informasi, bisa bisa passing grade yang selama ini diyakini salah, bisa mempengaruhi kelulusan.

Jika kamu adalah seorang siswa yang berpikiran sama seperti kasus di atas, bahwa Passing Grade merupakan tolak ukur lolos atau tidaknya siswa untuk mengikuti seleksi Perguruan Tinggi, maka ubahlah pemikiran tadi.

Passing Grade bukanlah tolak ukur lolos atau tidaknya siswa di dunia nyata.
Gunakan ilustrasi saja : (siswa yang mengikuti SBMPTN)
Misal Passing Grade Kedokteran UI yang diyakini adalah 68%
Siswa berjuang untuk mencapai point nilai Passing Grade 68% dengan mengerjakan sejumlah jawaban benar hingga tercapai point 68%
Siswa yang mendaftar di Kedokteran UI sejumlah 3420 orang, sedangkan kuota yang disediakan hanya 130  kursi (misal)
Setelah SBMPTN dikoreksi dan keluar hasil/point masing masing siswa yang mendaftar di Kedokteran UI, ternyata sebanyak 768 siswa telah mencapai hasil/point 68% ke atas.
Lantas ? apakah 768 siswa ini dianggap lolos SBMPTN ? sedangkan kursi yang disediakan hanya 130 ?
Jelas tidak.

Nah, jika seandainya dari 3420 orang ini tidak ada yang mencapai point 68% apakah kursi Kedokteran UI akan kosong ? Tentu tidak.

Sebenarnya sistem dari seleksi Perguruan Tinggi adalah menyeleksi seluruh siswa yang mendaftar, lalu mencari yang terbaik. Maka jika dikaitkan dengan kasus diatas, Perguruan Tinggi hanya akan mencari 130 anak terbaik dari 3420 orang. Ya, yang terbaik, yang memiliki point terbanyak.

Ibaratnya adalah ranking dalam suatu kelas, biasanya ditetapkan 10 besar. Adakah tolak ukur untuk bisa masuk 10 besar ? tidak ada kan? Semua tergantung dari nilai individu dalam setiap kelas. Hanya 10 siswa yang memiliki nilai tertinggi lah yang bisa disebut 10 besar. Sama seperti Seleksi Perguruan Tinggi

Jadi, posisi kamu pun ditentukan oleh lawan lawan kamu. Jika point kamu banyak dan lawan lawan kamu memiliki point jauh dibawah kamu, maka otomatis kamu akan unggul. Begitu pula jika point kamu banyak tetapi lawan kamu banyak yang memiliki point jauh lebih tinggi daripada kamu, maka kamu akan tersisih.

Begitulah kiranya, Passing Grade bukan tolak ukur. Seleksi Perguruan Tinggi adalah me-ranking para siswa yang memiliki point tertinggi dibanding pesaingnya

Lalu darimana Passing Grade berasal ? Passing Grade umumnya dibuat dari Bimbingan Belajar(Bimbel) untuk memacu siswanya mencapai nilai nilai tertentu agar terpacu untuk mencapai bahkan melampaui standar yang diberikan oleh Bimbel. Biasanya Passing Grade ini muncul untuk tolak ukur hasil Try Out.


Nah yang terakhir, tidak usah dibuat pusing tentang kevalidan atau keberadaan Passing Grade. Tidak perlu mengejar target angka pada tabel Passing Grade Bimbel, yang perlu dilakukan adalah persiapkan dari sekarang. Gunakan waktu sebaik-baiknya untuk mengikuti Seleksi Perguruan Tinggi, tidak hanya mempersiapkan UN. Berusahalah sebaik mungkin dan percayalah bahwa kerja keras tidak akan pernah menghianati, jika menghianati, usahamu belum keras.

Ingin lihat daftar passing grade untuk referensi  

Mari download filenya di

bit.ly/passinggradesaintek
bit.ly/passinggradesoshum
FYI daftar passing grade ini bukan resmi dari PTN namun dari referensi bimbel :D 

Sunday, 14 September 2014

Rata rata nilai rapor 85, bisakah lolos SNMPTN?



Jika nilai rata rata rapor di atas 85 per semester,tidak punya piagam, bagaimana peluangnya untuk SNMPTN ?

Pernahkan kalian wahai mahasiswa calon pendaftar SNMPTN bertanya tanya hal seperti itu ?

Atau mungkin ada pertanyaan lain semisal : Nilai saya naik turun tapi saya punya piagam OSN bagaimana peluang diterima di SNMPTN ? Jika KKM tinggi peluang masuk SNMPTN bagaimana? Jika saya ingin masuk ke jurusan fisika tapi nilai fisika saya tidak stabil apakah masih berpeluang? Jika nilai rata-rata rapor saya selalu naik dari angka 84 apakah saya bisa diterima di jurusan Farmasi UI ?

Mulai sekarang berhentilah mencari kepastian peluang SNMPTN guys. Lihat realita penilaian SNMPTN dulu.  Sebenarnya tidak ada parameter “pasti” mengenai SNMPTN, jika dibandingkan dengan SBMPTN maka SNMPTN lebih sulit di prediksi atau dikendalikan peluangnya. Ditambah lagi dengan variabel penilaian yang kiranya masih belum diketahui secara pasti oleh masyarakat umum.

Penilaian SNMPTN sendiri sebenarnya memilih siswa terbaik dari siswa yang mendaftar dari jurusan tersebut. Jadi jangan besar kepala dulu ketika kalian memiliki piagam OSN dan nilai rapor kalian selalu naik, karena nasib kalian juga tergantung pada mereka yang mendaftar pada jurusan yang kalian pilih. Misal Ani memiliki piagam OSN, nilai rapor selalu naik, memilih jurusan favorit di Universias Favorit, namun siapa sangka, Ani yang dikenal anak pintar yang selalu masuk 3 besar kalah dengan Susi yang merupakan murid biasa yang tidak memiliki piagam OSN.

Lalu apa penyebabnya? Ani kurang beruntung karena kurang tepat memprediksi lawan. Mari kita gunakan logika. Berapa jumlah siswa di Indonesia? Jika Ani pintar di sekolahnya , apa sudah pasti  ketika disandingkan dengan siswa pintar lainnya ia masih menjadi siswa pintar ter-atas?

Nah, coba pikirkan lagi, mereka yang mencoba mendaftar di jurusan Favorit terlebih di Universitas Favorit? Mayoritas mereka adalah siswa yang sekiranya merasa dirinya mampu untuk tembus lewat SNMPTN berbekal dengan nilai dan prestasi yang mereka miliki, walaupun tak sedikit mereka memilih jurusan favorit atau Univ Favorit karena modal nekat dan gengsi.

Oke, jadi jangan mempertanyakan kemungkinan atau seberapa besar peluang saya bisa lolos, kira kira bisa tidak diterima di Jurusan Farmasi UI,dll. Ketika nanti ada orang yang menjawabnya, biasanya kalian akan tersugesti dengan jawaban tersebut, yang menyebabkan dua kemungkinan. Misal menjawab pasti lolos, dan suatu ketika pengumuman kalian tidak lolos pastilah kalian akan menyesal dan kecewa berat. Dan misal orang lain menjawab, “wih, berani amat kalian ke jurusan itu, sainganmu pasti berat atau ga mungkin kalian bisa diterima dengan nilai naik turun seperti itu” ini akan membuat kalian merasa panik dan tersugesti, mencoba memilih jurusan lain yang notabenya “seadanya, yang penting masuk” , padahal belum tentu nilai naik turun itu tidak diterima.
Melihat realita yang ada, sudah banyak kejadian siswa yang memiliki cap siswa pintar tidak diterima jalur SNMPTN karena pilihannya terlalu tinggi yang otomatis pesaingnya “sangar”. Memiliki banyak piagam-pun belum tentu bisa diterima di SNMPTN jika tidak pintar menebak atau memprediksi siapa lawannya. Toh sudah banyak kasus juga siswa yang dirasa biasa biasa saja bisa lolos SNMPTN. Nilai rapor naik turun juga bisa ada yang diterima. Bahkan siswa yang memiliki nilai Fisika yang kurang maksimal dan naik turun bisa diterima di Jurusan Fisika saat kuliah.

Terus bagaimana? Harus memilih jurusan yang standar? Yang sedikit peminatnya? Weits, itu tergantung pilihan hidup kalian. Kalian mau “yang penting diterima” atau kalian akan kejar terus keingingan kalian. Peminat sedikit juga jangan diremehkan, jika mayoritas siswa pintar mulai berubah pikiran dan memiliki mindset “yang penting diterima” maka mereka akan berbondong bondong mencari jurusan sedikit peminat bagaimana? Ya, the power of “siapa lawanmu”

Nah, bagi mereka pengejar impian, mereka akan tetap mencoba mendaftar pada jurusan yang ia anggap baik untuk mereka/cocok/diminati. Jikapun ditolak, mereka akan sekuat tenaga membalas dendamnya di SBMPTN, karena SBMPTN bisa dipersiapkan dan bisa lebih “ditebak” peluangnya. Dan yang terakhir, SNMPTN faktor penentunya bukan hanya rapor, piagam, namun juga ada nilai indeks sekolah, prestasi alumni di PTN yang bersangkutan, dll.


So, buat kalian yang masih galau, silakan konsultasi ke orang tua atau guru BK, siapa tau mereka memberi solusi,dan jangan banyak bertanya tentang PELUANG SNMPTN, lebih baik fokus untuk mempertahankan nilai dan prestasi dan banyak mencari referensi mengenai jurusan yang diinginkan, serta persiapkan kemungkinan terburuknya,  jangan lupa baca juga >> apa saja yang dinilai di dalam SNMPTN

Wednesday, 20 August 2014

Macam-macam jalur masuk PTN




Buat kamu yang berencana melanjutkan masa studi ke jenjang perkuliahan khususnya PTN, ada beberapa istilah jalur masuk PTN nih, buat pencerahan bagi yang masih bingung dengan istilah istilah test/jalur masuk ke PTN, mari langsung simak aja gan

1. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). (Jalur Rapor)
Pada tahun 2011 dan 2012, SNMPTN merupakan istilah untuk jalur test tertulis, sedangkan yang tanpa test tertulis disebut Jalur Undangan. Tahun 2013 dan 2014 SNMPTN merupakan istilah untuk Jalur Undangan tanpa test tertulis.

Seleksi SNMPTN berdasarkan prestasi akademik siswa, yaitu rapor, nilai ujian nasional, dan prestasi lain. Ada delapan variabel penghitungan, termasuk persentase kakak kelas yang diterima PTN, juga IPK-nya. Minimal 50 persen dari kuota setiap program studi atau perguruan tinggi negeri.



2. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). ( Jalur Tertulis)
Karena SNMPTN yang berlaku tahun 2011 dan 2012 sebagai test tertulis sudah diganti artiya jadi Jalur Undangan, maka istilah SBMPTN merupakan istilah untuk Jalur Ujian Tertulis. Khusus untuk yang mengambil program studi olah raga dan kesenian juga dengan test keterampilan. Minimal 30 persen dari kuota setiap program studi atau perguruan tinggi negeri.



3. Jalur mandiri diserahkan sepenuhnya ke setiap PTN. 
Jalur mandiri bisa berupa test tertulis maupun program kemitraan. Tidak semua PTN menyelenggarakan jalur mandiri setiap tahunnya seperti pada tahun 2014, ITB, Unpad, ITS    ( untuk S1 ). Jatah untuk jalur mandiri minimal 20 persen dari kuota. Istilah dan ketentuan untuk jalur mandiri ini berbeda di setiap PTN. Baca dan pelajari istilah, arti, prosedur dan kriteria jalur mandiri di web masing-masing PTN tersebut karena setiap kebijakan PTN berbeda.
Misalnya:
  • Di ITB Bandung disebut Kemitraan Nusantara Institut Teknologi Bandung (KN-ITB) -> jalur ini dihilangkan oleh ITB.
  • Di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ada 2 jalur mandiri yaitu Ujian Tulis (Utul) Ujian Mandiri (UM) UGM dan Penelusuran Bibit Unggul (PBU).
  • Di Universitas Negeri Semarang (Unnes) disebut Seleksi Penerimaan Mahasiswa Unnes (SPMU). Dan masih banyak lagi, untuk melihat program jalur mandiri seluruh PTN bisa dibaca di >> sini


Nah, itulah ketiga jalur masuk menuju PTN, so pintar pintarlah menggunakan taktik karena hanya ada 3 kali kesempatan gunakan dengan semaksimal mungkin dan tentunya persiapan matang sejak dini karena masuk PTN tidak semudah seleksi penerimaan SMA. Peminat se-Indonesia dan kursi yang disediakan jelas terbatas, ayo persiapkan dengan matang mulai dari sekarang, jangan menunda guys.

Saturday, 16 August 2014

bedanya PTN,PTK,PTS

1. Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
Tidak berbeda dengan namanya perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang berada dibawah naungan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Perguruan ini tersebar secara merata di setiap provinsi di seluruh Indonesia. Misalnya, di jogja ada Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), di papua ada UNCEN dan UNIPA, di Surabaya ada ITS dan UNESA, di bandung ada UNPAD, IPB dan ITB. Karena berstatus PTN, maka dalam system kerjanya (kebijakannya) perguruan tinggi seperti ini masih ada sedikit campur tangan pemerintah (walau kurang begitu dominan). Adapula perguruan tinggi negeri yang bernuansa agamais seperti UIN (universitas islam negeri) sunan kalijaga di jogja dan UIN Syarif Hidayatullah di jakarta. Bidang ilmu yang diselenggarakan perguruan tingi negeri ini begitu luas. Tinggal anda sbagai mahasiswa yang memilihnya. PTN juga biasanya berdiri atas keputusan MenDik Nas.

2. Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
PTS adalah perguruan tinggi yang brada di bawah naungan instansi swasta, biasanya berupa yayasan. Yayasan ini dapat biasanya dimiliki oleh BUMN, TNI atau bahkan benar-benar milik pihak swasta. Saat ini perguruan ini tersebar secara merata di setiap kota di seluruh Indonesia. Jumlahnya bahkan jauh melebihi perguruan tingi negeri. Misalnya, di jogja ada Atmajaya, AMIKOM, AKAKOM, Mercubuana dan lain sebagainya. Karena berstatus PTS, maka dalam system kerjanya (kebijakannya) perguruan tinggi seperti ini benar dari pihak pemilik yayasan. Tidak berbeda dengan perguruan tinggi negeri, Bidang ilmu yang diselenggarakan perguruan tingi negeri ini begitu luas. Tinggal anda sebagai calon mahasiswa yang memilihnya. PTS berrdiri atas keputusan pemilik yayasan.

3. Perguruan Tinggi Kedinasan
Perguruan tinggi kedinasan adalah perguruan tinggi yang berada dibawah naungan Departemen atau Lembaga non departemen (Badan) milik pemerintah atau negara. Tidak seperti PTN yang tersebar secara merata di setiap provinsi di seluruh Indonesia, jumlah PTK sangat terbatas (lebih sedikit dibanding PTN dan PTS). Karena berstatus PTK, maka dalam system kerjanya (kebijakannya) perguruan tinggi seperti sangat dipengaruhi oleh campur tangan pemerintah (sangat dominan). Bidang ilmu yang diselenggarakan perguruan tingi kedinasan ini sempit tergantung berada di bawah naungan lembaga apa perguruan tinggi kedinasan tersebut. Misalnya STTN –BATAN merupakan perguruan tinggi kedinasan yang berada di bawah naungan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Bidang ilmu yang di selenggarakan PTK ini hanyalah di sekitar bidang nuklir yaitu Tekofisika Nuklir dan Teknokimia Nuklir.

Adapun Perguruan Tinggi Kedinasan ini dapat di bagi lagi menjadi 2 yaitu :

a. Perguruan Tinggi Kedinasan ikatan dinas
Perguruan Tinggi Kedinasan yang berikatan dinas adalah perguruan tinggi yang berada dibawah naungan Departemen atau Lembaga non departemen (Badan) milik pemerintah atau Negara, dimana lulusan perguruan tinggi ini memiliki ikatan dinas yang berarti harus bekerja dan mengabdi pada lembaga yang menaungi perguruan tinggi ini dalam selang waktu tertentu (biasanya berstatus PNS). Karena, lulusannya akan menjadi abdi Negara, maka orang-orang yang sekolah / kuliah di tempat itu adalah orang-orang pilihan. Dimana proses seleksinya sangat ketat. Sebagai contoh dalam pengalaman penulis, yang pernah mengikuti seleksi calon praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) , seleksinya terbagi menjadi dua yaitu seleksi tingkat kabupaten dan seleksi tingkat provinsi. Seleksi itu meliputi seleksi administrasi, tes bakat skolastik, tes kesehatan 1 dan 2, kesemaptaan, akademik , dan penentuan akhir .
Adapun contoh PTK ikatan dinas seperti Akademi Angkatan Udara dibawah TNI AU, Akademi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika di bawah Badan Meteoroloi klimatologi dan geofisika, Institut pemerintahan dalam negeri IPDN di bawah departemen dalam negeri dan lain sebagainya.

b. Perguruan Tinggi Kedinasan non katan dinas
Perguruan Tinggi Kedinasan non ikatan dinas adalah perguruan tinggi yang berada dibawah naungan Departemen atau Lembaga non departemen (Badan) milik pemerintah atau Negara, dimana lulusan perguruan tinggi ini tidak memiliki ikatan dinas yang berarti bebas untuk memilih tempat diman ia akan bekerja kelak. Kita ambil contoh STTN BATAN, lulusan STTN -BATAN dapat memilih apakah ingin bekerja sebagai PNS di BATAN atau BAPETEN atau menjadi karyawan swasta di berbagai perusahaan yang bergerak atau berhubungan dengan iptek nuklir. Seperti pada PTK yang berikatan dinas, PTK non ikatan dinas pada umumnya berdiri atas keputusan presiden. STTN-BATAN sendiri berdiri atas keputusan prsiden dan diresmikan oleh MenRisTek Bpk. Hatta Radjasa pada ahun 2001 silam.
Adapun STTN dahulu pada tahun 80an bernama Pendidikan Ahli Teknik Nuklir (PATN) dengan jenjang D3 dan berstatus ikatan dinas. Namun sejak tahun 2001 PATN berubah bentuk menjadi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) di bawah BATAN dengan jenjang D4 atau setara S1 tetapi tidak berikatan dinas. Tetapi jangan khawatir, menurut info dari dosen lulusan STTN selalu mendapat kuota di BATAN. Tentunya lulusannya harus yang berkompeten.






PERBEDAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN PERGURUAN TINGGI KEDINASAN

Dilihat dari statusnya, perguruan tinggi dibagi menjadi dua, yaitu : Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah baik di bawah Departemen Pendidikan Nasional maupun di bawah departemen lain milik pemerintah.

Contoh nama-nama perguruan tinggi negeri di Indonesia :

Universitas Airlangga / UNAIR – Surabaya / Jawa Timur

Universitas Brawijaya / UNBRAW / UNIBRAW – Malang

Universitas Cenderawasih / UNCEN – Jayapura

Universitas Diponegoro / UNDIP – Semarang

Universitas Gadjah Mada / UGM – Yogyakarta

IAIN Sunan Ampel – Surabaya

Institut Seni Indonesia (ISI) – Yogyakarta

Politeknik Manufaktur – Bandung

Politeknik Negeri Ambon – Ambon

Politeknik Negeri Bali – Bali

Politeknik Negeri Bandung – Bandung / Jawa Barat
Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang dimiliki dan dikelola oleh perorangan atau kelompook/yayasan tertentu. Umumnya, perguruan tinggi negeri mendapat subsidi dari pemerintah dalam pengelolaan pelaksanaan pendidikan. Lain halnya dengan perguruan tinggi swasta, pembiayaan pengelolaan pelaksanaan pendidikan menjadi tanggung jawab perguruan tinggi yang bersangkutan sepenuhnya.

Contoh nama-nama perguruan tinggi swasta di Indonesia :

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Surabaya

Universitas 45 Surabaya, Surabaya

IKIP PGRI Madiun, Madiun

Universitas Darul ‘Ulum, Jombang

Universitas Dr. Soetomo, Surabaya

Universitas Gajayana, Malang

Universitas Hang Tuah, Surabaya
Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) merupakan lembaga pendidikan tinggi negeri yang memiliki ikatan dengan lembaga pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan. Sebagai contoh, STAN merupakan PTK di bawah naungan Depertemen Keuangan, STIS berada di bawah naungan Badan Pusat Statistik, dan AMG berada di bawah naungan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. PTK memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan perguruan tinggi lain. Antara lain, biaya kuliah yang terjangkau, bahkan gratis dan fasilitas ikatan dinas. Berikut penjelasan tiap keunggulan tersebut:
Biaya kuliah yang terjangkau bahkan gratis.

PTK biasanya disubsidi oleh APBN melalui anggaran di tiap lembaga pemerintah yang menaunginya, sehingga biaya kuliahnya relatif lebih murah. Bahkan, sebagian PTK benar-benar disubsidi oleh APBN sepenuhnya, sehingga biaya kuliah yang ditanggung benar-benar gratis. Jika ada pendapat bahwa seluruh PTK itu gratis, pendapat itu salah. Yang benar adalah tidak semua PTK menggratiskan biaya pendidikannya.
Fasilitas ikatan dinas.

Ikatan dinas adalah fasilitas yang diberikan oleh beberapa PTK di mana lulusannya mendapat jaminan pekerjaan saat lulus, dan diangkat sebagai pegawai tetap di mana sebagian besar merupakan Pengawai Negeri Sipil (PNS). Bahkan untuk sebagian PTK, terdapat fasilitas penggangkatan sebagai CPNS walaupun mahasiswa yang bersangkutan belum menyelesaikan pendidikannya. Sebagian PTK juga memberikan fasilitas gaji atau uang saku kepada mahasiswanya, baik yang telah diangkat sebagai CPNS ataupun belum. Jika ada pendapat bahwa semua PTK itu memiliki fasilitas ikatan dinas, pendapat itu salah. Namun, semua PTK memiliki akses jenjang karir sebagai pegawai di lembaga pemerintah yang membawahinya. Sehingga untuk sebagian PTK mewajibkan lulusannya mengikuti tes CPNS terlebih dahulu sebelum diangkat sebagai CPNS di lembaga pemerintah yang dimaksud.

Semi Militer

Semi militer adalah sistem pendidikan di beberapa PTK. Semi militer memiliki arti sebagai sistem pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip militer. Tentu saja prinsip militer yang diterapkan bukanlah militer murni, karena sebagian besar lulusan PTK ditujukan untuk pegawai di lingkungan sipil. Namun, untuk sebagian PTK yang berorientasi militer (contoh: Akmil, AAU, AAL), prinsip yang diterapkan murni militer, karena lulusannya akan berkecimpung di bidang tersebut.

Semi militer memiliki beberapa aspek, antara lain:
Seragam yang didisain khusus dengan atribut-atribut tertentu.
Kerapian (rambut, kerapian pakaian dan sepatu).
Senioritas yang tinggi.
Kegiatan fisik yang padat.
Kampus yang berasrama.

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua PTK semi militer memiliki aspek-aspek di atas. Sebagian memiliki beberapa poin tertentu yang dihilangkan, ataupun ditambahankan. Sebagai contoh, STIS merupakan PTK semi militer, namum tidak terdapat aspek kegiatan fisik dan asrama; Bea Cukai STAN tidak terdapat aspek asrama; STSN memiliki seluruh aspek semi militer, dan lain sebagainya.

Tantangan PTK

Terdapat beberapa hal yang menjadikan tantangan untuk lulusan SMA, SMK, dan MA yang berkeinginan melanjutkan pendidikan ke PTK. Tantangan tersebut antara lain:
Sedikitnya informasi tentang PTK dan rendahnya pemahaman tentang sistem pendidikan PTK.
Jadwal pendaftaran ujian masuk PTK yang berbeda dengan PTN atau PTS.
Ujian masuk yang memiliki beberapa tahap dan materi yang berbeda dengan yang dipelajari di SMA, SMK, dan MA.
Banyaknya peserta yang mendaftar (banyak saingan).

Inilah dampak salah jurusan

Inilah dampak salah jurusan !



Sumber gambar : http://sites.psu.edu



Bagi kalian yang akan meneruskan pendidikan ke jenjang perkuliahan, tentu harus sudah mempersiapkan sejak dini jurusan apa yang akan diambil. Pemilihan jurusan sendiri biasanya dirasakan menjadi kendala bagi siswa siswi kelas 12 karena sebagian besar merasa belum mengetahui bakat minat yang sebenarnya, mayoritas pemilihan jurusan biasanya teriming-iming jurusan dan perguruan tinggi favorit. Sebagai himbauan awal, jangan sampai kalian merasa salah jurusan ketika kalian sudah mengikuti perkuliahan, banyak faktor penyebab salah jurusan, berikut linknya >>  xxxx    .  Salah memilih jurusan dapat menimbulkan dampak signifikan terhadap kehidupan di masa mendatang, apa saja dampak tersebut ?


1. Dampak secara Psikologis

Ketika seseorang diperintah untuk mempelajari,mengerjakan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakat dan minat biasanya akan menjadi beban tersendiri. Begitu juga ketika mahasiswa dihadapkan pada suatu perkuliahan dimana perkuliahan tersebut tidak sesuai dengan bakat minat yang dimiliki namun karena salah pilih/pilihan orang tua, biasanya mahasiswa tersebut merasa setengah hati menjalani perkuliahan. Belajar menjadi kurang bersemangat dan terasa sulit karena sudah terbentuk blocking emosi. Rasa marah, sedih, kesal sudah memblokir efektivitas kerja otak menyebabkan terhambatnya pembentukan motivasi. Dampak   psikologis yang timbul adalah : menganggap perkuliahan itu merupakan beban sehingga merasa dirinya tertekan, daya kosentrasi dan daya juga  menurun. Terlebih jika mata kuliah yang diajar semakin sulit , yang menjadi akibat fatal adalah kuliah 4 tahun tapi tidak menyerap ilmunya bahkan bisa berhenti ditengah jalan



2. Dampak secara Akademis


Jika dilihat dari akademis, ternyata salah jurusan berdampak dengan pencapaian akademis yang kurang maksimal seperti mendapat nilai yang kurang sehingga harus mengulang mata kuliah sehingga rugi waktu dan uang. Dampak lain adalah sulit ketika mengikuti perkuliahan baik memahami apa yang sudah dijelaskan maupun menyelesaikan persoalan yang diberikan oleh dosen serta kesulitan belajar sehingga kesulitan mengikuti perkuliahan dapat berdampak pada rendahnya pencapaian nilai/ indeks prestasi (IP).


3. Dampak secara relasional


Penurunan rasa percaya diri, itulah yang akan dirasakan oleh mahasiswa yang salah memilih jurusan. Dampaknya merasa rendah diri, merasa tidak dapat menguasai materi perkuliahan, memecahkan problematika yang diberikan, dapat mempengaruhi hasil nilai yang membuat mahasiswa bisa menjadi semakin down, tertekan, merasa minder dan merasa dirinya adalah manusia bodong sehingga yang terjadi adalah mahasiswa tersebut menarik diri dari pergaulan karena merasa kurang percaya diri, takut bergaul, menjaga jarak dengan orang lain, menjadi pendiam atau lebih suka menyendiri. Namun tidak selamanya salah jurusan membuat seseorang putus semangat di dalam perkuliahan, justu sekarang mahasiswa mengimbanginya dengan aktif bersosialisasi dan berorganisasi untuk mendapatkan soft skill, jadi walaupun secara akademik kurang, tapi soft skill menutupi kekurangan itu, dengan memperoleh soft skill yang tinggi, rasa percaya diri dalam mahasiswa akan tumbuh.

Terdapat dua pemikiran ketika seseorang merasa salah jurusan, yakni ikuti bus yang sudah terlanjur salah jurusan dengan menikmatinya / menyiasatinya ada juga yang segera turun dari bus tersebut ketika sadar salah jurusan, sebelum dirinya terjebak semakin jauh dan segera mencari bus jurusan lain. Kamu yang sekarang dan apa yang kamu lakukan sekarang akan mempengaruhi kamu di masa depan. 
Tidak masalah ketika kamu salah jurusan, kemudian pindah/bertahan, tapi berfikirlah dari sekarang, akankah kalian mengorbankan waktu? bukankah sebaiknya dalam waktu 4 tahun tersebut kamu mulai membentuk diri kamu dengan terus mengikuti minat atau bahkan melatih bakat ? Silakan pikirkan kembali, silakan berdiskusi dengan orangtua, dan bisa ikuti tips menghindari salah jurusan di >> sini

Twitter

Artikel Populer

Blog Archive

Template Ini Di buat oleh Blog Informasi dan Berita Unik Terbaru ( Zain Fikri H ) yang didukung oleh Blogger