Sunday 14 January 2018

GEOGRAFI KOTA


Pengertian kota menurut UU No. 22 Tahun 1999 adalah kawasan yang mempunyai kegiatan non agraris dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Dalam aplikasinya, terdapat beberapa istilah kota, antara lain:
a.      Township merupakan istilah untuk kota kecamatan
b.      Town merupakan istilah untuk kota kabupaten
c.       City merupakan istilah untuk pusat kota

Sebuah kota, biasanya memiliki ciri-ciri fisik dan ciri sosial yang menjadikan sebuah kota berbeda dengan desa. Ciri-ciri kota tersebut adalah:

1.     Ciri-ciri Fisik Kota yaitu :
a.       terdapat penjara
b.      terdapat tempat ibadah
c.       terdapat gedung-gedung pemerintah
d.      terdapat wilayah untuk pasar dan pertokoan
e.       terdapat wilayah untuk parkir
f.        terdapat wilayah untuk rekreasi dan olahraga

2.     Ciri-ciri Sosial Kota adalah :
a.  Masyarakat kota heterogen (beragam jenisnya, dari pekerjaan, sampai ke jenis suku)
b.    Masyarakat kota memiliki sifat Individualis dan materialis
c.    Mata pencaharian masyarakat kota bersifat non-agraris (di luar pertanian)
d.    Corak kehidupan masyarakat kota bersifat gesselschaft(patembayan)
e.     Pandangan hidup masyarakat kota lebih rasional
f.  Terdapat kesenjangan sosial yang mencolok antara masyarakat kaya dengan miskin
g.  Terdapat segregasi keruangan (pemisahan yang menimbulkan kelompok atau kompleks)
h.    Penerapan norma agama tidak begitu ketat
i.      Kontrol sosial masyarakat kota didasarkan pada hukum formal

JENIS KOTA
Dalam perkembangannya, terdapat beberapa jenis kota.
Ada beberapa pendapat mengenai jenis kota.
Berdasarkan jumlah penduduknya (menurut national urban development strategic) jenis kota dibedakan menjadi kota kecamatan, kota kecil, kota sedang, dan kota besar.
Sedangkan jenis kota menurut karakteristik dinamika fungsional menurut Tylor, kota dibedakan menjadi Infantile, Juvenile, dan Senile.

Jenis kota berdasarkan jumlah penduduknya (menurut national urban development strategic)
Jenis Kota
Perkiraan jumlah penduduk
Kecamatan
3.000 – 20.000
Kecil
20.000 – 200.000
Sedang
200.000 – 500.000
Besar
500.000 – 1.000.000
Metropolitan
Megapolitan
1.000.000 – 5.000.000
>5.000.000

Jenis kota menurut karakteristik dinamika fungsional menurut Tylor, kota dibedakan menjadi:
1.     Infantil (the Infantil stage)- Tahap Awal
Kota pada tahap Infantil memiliki ciri-ciri :
a.      Belum terlihat  adanya pembagian yang jelas daerah-daerah pemukiman  dengan daerah perdagangan,
b.      Belum ada perbedaan kawasan pemukiman kelas atas dan kelas bawah,
c.       Susunan bangunan belum teratur.
2.     Juvenil (the Juvenil stage)- Tahap Muda
Kota pada tahap Juvenil memiliki ciri-ciri:
a. Sudah mulai adanya proses-proses pengelompokan pertokoan pada bagian bagian kota tertentu
b.   kawasan pemukiman kelas menengah keatas sudah muncul dipinggiran kota dan
c.     munculnya kawasan pabrik.
3.     Senile (the Senile stage)- Tahap Tua
Kota pada tahap ini ditandai ciri-ciri berikut:
a.    Pertumbuhan di kota Senil sudah yang terhenti (cessation of growth),
b.    kemunduran dari beberapa distrik
c. kesejahteraan penduduk menunjukan  gejala-gejala penurunan (di daerah industri)


SEJARAH PERKEMBANGAN KOTA
Kota yang berkembang sekarang, memiliki latar belakang yang beragam. Ada kota yang dulunya merupakan pusat perkebunan, pertambanga, administrasi, kebudayaan, atau pusat perdagangan.
1.      Pertumbuhan kota berasal dari pusat perkebunan
Contoh kota-kota yang berkembang dari pusat perkebunan adalah : Bogor, Pematangsiantar, Jambi, Bengkulu, Tanjungkarang dan Palembang.
2.      Pertumbuhan kota berasal dari pusat pertambangan
Contohnya kota-kota yang berkembang dari pusat pertambangan adalah: Dumai, Plaju, Rejang Lebong, Tarakan, Ombilin, Sawah Lunto, Pangkal Pinang, Balikpapan, Martapura, Cepu, Wonokromo, Tembagapura, Tanjung Enim, Bontang, Arun.
3.      Pertumbuhan kota berasal dari pusat administrasi.
Kota yang berkembang dari pusat administrasi merupakan pusat-pusat kerajaan. Contoh Kota yang berasal dari pusat administrasi adalah: Jakarta, Demak, Cirebon, Surakarta, Yogyakarta, Gowa, Banjarmasin, NAD.
4.      Pertumbuhan kota berasal  dari kebudayaan
Contohnya kota yang berkembang dari pusat kebudayaan adalah Solo, Yogyakarta, Denpasar
5.      Pertumbuhan kota berasal dari pusat perdagangan
Kota yang bersal dari pusat perdagangan pada umumnya menepati daerah pantai. Contoh kota yang berasal dari pusat perdagangan adalah Makasar, Banten, Jakarta, Semarang, Surabaya.

PERKEMBANGAN KOTA
Faktor yang mempengaruhi perkembangan kota adalah faktor alam, faktor kependudukan, dan faktor budaya.
1.      Faktor Alam
Relatif statis karena segala bentuk perubahan yang terjadi berlangsung dalam waktu yang relatif lama
2.      Faktor Kependudukan
Sangat dinamis terutama apabila ditinjau dari kuantitasnya
Pertambahan penduduk alami
Urbanisasi
3.      Faktor Budaya
yaitu tingkat kepandaian manusia dalam mengelola lingkungan kehidupannya (tingkat penguasaan teknologi)

TAHAP PERKEMBANGAN KOTA  (kualitas perkembangan), Menurut Lewis Munford terdapat enam tahap, yaitu tahap eopolis, tahap polis, tahap metropolis, tahap megapolis, tahap tiranopolis, dan tahap nekropolis. Penjelasan tahap perkembangan kota tersebut adalah :
1.     Tahap Eopolis
Tahap perkembangan kota tahap eopolis tercermin adanya perkampungan yang makin maju dan mengarah ke kota.
2.     Tahap Polis
Tahap perkembangan kota tahap polis tercermin dari keadaan kota yang masih berorientasi agraris meskipun muncul beberapa kegiatan industri
3.     Tahap Metroplis
Tahap perkembangan kota tahap metropolis terlihat apabila sebuah kota yang telah berorientasi industri
4.     Tahap Megapolis
Tahap perkembangan kota tahap megapolis ditandai oleh perubahan perilaku manusia hanya berorientasi pada materi
5.     Tahap Tiranopolis
Tahap perkembangan kota tahap tiranopolis dicirikan dengan indikator budaya dilihat pada sesuatu yang nampak saja, misalnya kekayaan. Pada tahap ini, terjadi ketidakacuhan mengenai aspek kehidupan. Selain itu, kondisi perdagangan mulai menunjukkan adanya penurunan. Tingkat kemacetan lalu lintas dan kriminalitas sangat tinggi.
6.     Tahap Nekropolis
Tahap perkembangan kota tahap nekroplolis dicirikan dengan sebuah kota yang sudah menuju kehancuran. Kota mati (the city of dead). Hal ini disebabkan adanya peperangan, kelaparan, atau wabah yang melanda kota tersebut.

TEMPAT SENTRAL

Menurut Christaller, kota sentral merupakan pusat bagi daerah sekitarnya yang menjadi penghubung perdagangan dengan wilayah lain. Disebut sebagai tempats entral dikarenakan tempat tersebut tidaklah semata-mata hanya bergantung kepada aspek permukiman penduduk.
Penggambaran tempats entral yaitu dengan bentuk heksagonal atau bentuk segi enam.
Daerah yang masuk dalam segienam ini merupakan wilayah yang penduduknya terlayani oleh tempat yang sentral. Daerah yang mendaptkan pengaruh dari tempats entral disebut sebagai daerah komplementer.
Tempat sentral terbagai menjadi tiga macam hirarki, yaitu hirarki 3 (K=3), hirarki 4 (K=4), dan hirarki 7 (K=7).

1.     HIRARKI 3
Pada Hirarki 3, pusat pelayanan berupa pasar. Pasar tersebut selalu menyediakan kebutuhan bagi daerah sekitarnya, sering disebut kasus pasar optimal.  Selain mempengaruhi wilayahnya sendiri, wilayah ini juga mempengaruhi sepertiga bagian dari masing-masing wilayah tetangganya.

Hirarki 3 disebut juga sebagai asas pasar. Ini berarti bahwa lokasi tempat-tempat sentral harus harus sesedikit mungkin dan semua daerah harus dilengkapi dengan barang-barang yang diperlukan.

2.     HIRARKI 4
Wilayah yang termasuk ke dalam hirarki 4dan daerah sekitarnya yang terpengaruh memberikan kemungkinan jalur lalu lintas yang paling efisien. Oleh karena itu, Tempat sentral hirarki 4 disebut pula situasi lalu lintas yang optimum. Situasi lalu lintas yang optimum pada hirarki 4 memiliki pengaruh setengah bagian di masing-masing wilayah tetangganya.
Struktur ini disebut Christaller sebagai asas pengangkutan. Menurut asas ini, penyebaran tempat sentral yang paling menguntungkan yaitu terletak pada jalan yang menghubungkan dua kota yang sebbaiknya berjarak pendek dan lurus.

3.      HIRARKI 7
Wilayah pada hirarki 7 ini disebut sebagai situasi administratif yang optimum. Situasi administratif tersebut dapat berupa kota pusat pemerintahan.

Selain mempengaruhi wilayahnya sendiri, juga mempengaruhi seluruh bagian (satu bagian) masing-masing wilayah tetangganya.  Pengaruh tempat yang sentral dapat diukur berdasarkan hirarki tertentu, dan bergantung pada luasan heksagonal yang dilingkupinya.

Menurut Christaller, daerah ini sesuai dengan asas pemerintahan yaitu asas yang lebih ditekankan pada penyatuan dan perlindungan kelompok masyarakat yang terpisah dari ancaman musuh.

Tempat sentral ideal menurut asas pemerintahan adalah
a.       kota besar yang berada di tengah-tengah kota
b.      dikelilingi oleh kota satelit
c.       tak berpenghuni di pinggirnya

TEORI INTERAKSI KOTA
1.      Teori Gravitasi
2.      Teori Titik Henti


1 komentar:

Jadilah orang yang memberikan komentar yang baik untuk semuanya!

Twitter

Artikel Populer

Blog Archive

Template Ini Di buat oleh Blog Informasi dan Berita Unik Terbaru ( Zain Fikri H ) yang didukung oleh Blogger